Monday, September 29, 2008

Laskar Pelangi


Yes, akhirnya ada juga film Indonesia yang bisa dibanggakan!! Setelah penantian panjang para sineas dan penggemar film Indonesia bertahun-tahun lamanya, khususnya penggemar novel sejudul oleh Andrea Hirata. Sebuah kisah sejati dan nyata perjuangan anak-anak tidak mampu di Belitung tahun 1979, namun mereka memiliki cita-cita setinggi langit. Memang tidak semua cerita terdengar indah, tapi Ikal, personifikasi dari Andrea Hirata sendiri, berhasil mewujudkan impian teman-temannya yang lain, terutama Lintang, yang terpintar dan termalang, untuk menjadi orang yang sukses. Ceritanya sederhana, namun menyentuh dan patut ditonton semua WNI. Banyak pesan moral yang dapat diambil dari kisah ini. Pantas saja, tiket pra-premier LP terjual lebih dari 1.700 tiket di Blitz Megaplex, dan juga masuk di hampir seluruh bioskop terbaik (XXI) di Jakarta. Di Gading XXI dan Platinum XXI sebagai contoh, LP diputar hingga 2 studio! Sebuah catatan yang patut dibanggakan.

LP muncul di tengah-tengah amukan film Indonesia yang kualitasnya terbilang sangat kurang, tema yang menjemukan, dan tentu saja membosankan. Tidak sedikit film horor yang terkesan lucu dan film komedi yang terkesan jayus (sok lucu padahal gak lucu). Tidak usah disebutkan filmnya, cek saja di Kompas atau langsung di www.21cineplex.com misalnya. Huihh.. Please deh.. Cape deh kitee..

Justru film seperti inilah yang harus ditonton oleh Pak SBY, Jusuf Kalla, dan seluruh menteri-menterinya. Di samping isi dari film ini yang merupakan refleksi dari sistem pendidikan kita saat ini, LP juga bisa menjadi motivator bagi sineas lainnya untuk berkarya lebih baik lagi. Saya yakin dan percaya, banyak anak seperti Lintang, jenius secara otak, namun tidak jenius secara kantong, alias miskin abis. Anak-anak seperti inilah yang justru harus diangkat oleh negara. Jangan hanya menangis untuk film drama percintaan bertema poligami saja, Pak, tapi menangislah untuk anak-anak bangsa yang jelas butuh bantuan darurat. Yup, seperti pesan di ending film LP, setiap orang berhak mendapatkan pendidikan yang layak.

Singkat kata dan akhir kata, saya sangat terharu dan bangga pada Riri Riza dan juga Andrea Hirata, si Ikal, untuk kisah sejatinya. Dan untuk semua bloggers, jangan lupa menonton LP, karena dari sinilah imej film Indonesia bisa diperbaiki. Ayo Bapak-bapak pemerintah, jangan mau kalah sama Pak Hamengkubuwono yang sudah nonton 2 kali!!

2 comments:

Shera said...

akhirnya sam... kau akui juga kalo film indo tak sejelek yg kau kira. haha. makanya jgn langsung sekali bilang NO to film indo. boleh lho sekali2 cinta tanah air. gue belum nonton sih, tapi akan nonton dekat2 ini.

terbukti kan, siapa bilang film indonesia jelek? hehe.

click my old post related to indo film.

http://sheranymeigia.blogspot.com/2008/01/siapa-bilang-film-indonesia-itu-jelek.html

Shera said...

ralat link (tanpa enter&spasi hehe)

http://sheranymeigia.blogspot.com/
2008/01/siapa-bilang-film-indonesia
-itu-jelek.html