Monday, March 15, 2010

"3 IDIOTS" Brillian, Film Lokal Menyedihkan


Tak disangka, dua film India yang sedang tayang saat ini bisa menjadi film-film terbaik di tahun 2010, setidaknya yang tayang di Indonesia. THREE IDIOTS (3I) adalah film India kedua yang saya tonton setelah MY NAME IS KHAN (MNIK). It was far better!!

Kisahnya sederhana, tidak seberani atau sekritis MNIK. Ceritanya tentang perjuangan dua sahabat mencari sahabat mereka yang ke-3, yang sempat hilang entah ke mana tanpa memberikan informasi apapun, selepas mereka lulus kuliah. Sambil flashback ke masa lalu mereka saat kuliah, tergambarlah kisah perjalanan mereka.

Lucu, mengharukan, sedih, bahagia, tawa, semua bercampur jadi satu. Entah bagaimana 3I bisa memainkan emosi penonton sedemikian rupa dan sedemikian cepat, dari titik sukacita tertinggi hingga titik dukacita terdalam. Tidak ada yang dapat saya katakana lagi, BRILLIAN!! Sayang film ini kurang promosi dan hanya ada di Blitz Megaplex Pacific Place dan berharga tiket mahal, hiks2.. Padahal amat sangat wajib ditonton oleh setiap insan di Indonesia!!!

Sekali lagi tanpa mengurangi respek pada perfilman Indonesia, mengapa India bisa semaju ini dan terus memberikan produk film yang berkualitas tinggi, jauh melebihi Indonesia yang masih berkutat dengan film horror porno yang sangat jelek, film komedi yang tidak lucu, dan film mellow yang tidak menyentuh?? Saya sangat suka pada LASKAR PELANGI, SANG PEMIMPI, atau apalah yang dianggap sebagai masterpiece lokal. Tapi fakta membuktikan, MNIK dan 3I malahan yang membuat kita seperti “the idiot one”.

Ini baru 2 film. Entahlah kalau ternyata India benar-benar banyak membuat film yang seperti ini, dan menyaingi produksi negara-negara Barat dalam hal teknologi perfilman. Mudah saja, dari filmnya kita bisa membaca, bahwa India diisi oleh banyak orang pintar. Bagaimana dengan kita? Bukankah bangsa ini juga dipenuhi oleh orang pintar? Mengapa sulit sekali membuat film yang berkualitas secar konsisten? Kalau selera pasar menjadi alasan mengapa film kita sangat jelek, tidak ada salahnya kan mendidik pasar dengan tayangan yang bagus?? Yah Teori Jarum Hipodermik lah sering2! (apalagi kalau melihat sinetron yang di televisi, ampun dah, ke laut aje kalian smua!! Makin bego lah masyarakat kita!!)

Ayo, jadikan MNIK dan 3I pecut bagi produsen dan sutradara film Indonesia. Make some good movies, man! Educate the people! Yah kalo masih tidak dapat membuat film yang bagus, saya sih tidak akan tonton dan semakin cinta sama produksi film luar negeri (peduli amat lah), tapi kan kasihan mereka yang memang setiap hari harus menonton film produksi dalam negeri (termasuk sinetron), mau jadi apa semuanya??

Maju terus perfilman Indonesia. Maju terus perfilman India.

NB: India, ajari kami dong cara membuat film seperti itu..

IBII Krisis, Mahasiswa Tunggu Kwik Kian Gie

Kampusku tercinta kembali terkena masalah. IBII oh IBII, apa yang sedang terjadi? Ketika aku sudah mau lulus, terbang dengan sayap yang tinggi, sambil mengharumkan nama IBII, Babe Kwik dan segenap jajaran manajemen kembali melakukan hal-hal yang tidak disukai oleh para mahasiswa.

Sebagai rakyat jelata, aku tidak tahu banyak. Akun bukan Sema, BPM, atau apalah begitu. Just an ordinary college student. Yang aku tahu, kemarin 10 dosen IBII dipecat secara sepihak. Mereka yang punya dedikasi tinggi untuk kemajuan IBII hingga titik ini. Alasannya masih belum jelas. Babe Kwik merahasiakannya dan menganggap hal itu tidak etis jika dibeberkan kepada publik.

Bagaimanapun, mahasiswa sebagai konsumen dari IBII ingin tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi. Katanya ada hubungan dengan Serikat Pekerja IBII, ketidakberesan dalam tubuh manajemen, aksi Pak Rektor yang ‘katanya’ melakukan plagiatisme. Entahlah, di dalam politik selalu ada udang di balik batu. Kue Lapis Legit. Membingungkan. Aku berharap ada klarifikasi langsung dari pihak Babe Kwik atau manajemen IBII. Malah sempat ada isu IBII mau ditutup. Jangan sampailah hal itu terjadi.

Respekku sangat tinggi sama Babe Kwik. Ia terkenal sangat lurus, putih, berani, dan tentunya sangat cerdas. Namun apa yang terlihat akhir-akhir ini, sepertinya bertentangan dengan image public mengenai dirinya, termasuk karena insiden di dalam kampus ini. Terakhir yang diketahui, Babe Kwik menggandeng Juan Felix Tanpubolon dan siap menghadapi tuntutan dari pihak-pihak yang merasa dirugikan, lewat Lembaga Bantuan Hukum (LBH). Alamak, aku masih belum mengerti ada apa ini??

Tuhan itu adil. Cepat atau lambat, kebenaran akan terungkap. Kebenaran akan tetap terdepan. Kebenaran akan tetap menang. Indonesia ini negara hukum. Mereka yang bersalah pasti dihukum. Kalaupun sistem di Indonesia dan dunia sangat lemah, Tuhan menantikan setiap pribadi di akhirat nanti, mempersiapkan ganjaran yang setimpal bagi setiap manusia.

(weqs, kok sok serius gtu gw.. gpplah, lgan bikin penasaran aje nih kampus gue..)

Wednesday, March 03, 2010

My Name Is Khan: Supremasi Film India


Ada dua film India yang saya sangat ingin tonton, yaitu 3 IDIOTS dan MY NAME IS KHAN. Yang pertama belum sempat saya tonton, dan katanya sangat bagus. Sayang, Blitz pada jauh dan saya prefer nonton yang kedua dulu di XXI, My Name is Khan (MNIK). Menonton film ini menegaskan dua hal.

Pertama, kini perfilman (dan teknologi) India sudah maju pesat, jauh mengalahkan perfilman Indonesia. Sedih rasanya melihat film lokal masih berkutat di formula yang sama yang basi dan menggelikan, sementara perfilman India sudah jauh ke mana-mana. Dengan tidak ekstrim menbandingkan dengan Hollywood, saya memilih membandingkan film Indonesia dengan film Bollywood. Indonesia dan India tidak jauh berbeda. Secara geografis dan psikografis, hampir sama. Atau lebih kasarnya, sama2 miskin, sama2 kotor, dan sama2 panasnya. Tapiii, nasib dalam perfilman (dan juga teknologi) jauh bo!!

Saya sangat menghargai dan terharu hingga terisak-isak ketika menonton film seperti Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi. Tapi rasanya butuh beberapa tahun lagi agar Indonesia bisa dan mau membuat film seperti 3 Idiots (belum saya tonton, tapi saya yakin jaminan mutu), MNIK, atau Dhoom. Saya bukannya benci perfilman Indonesia, tapi justru kepingin yang lokal cepat bangkit, minimal menyamai Singapura, negara kecil nan sempit dengan penduduk amat sedikit yang mampu membuat I Not Stupid dan I Not Stupid Too.

Kedua, saya merasa beruntung bisa menonton film ini. Walaupun ada beberapa hal yang agak ofensif dan menyinggung soal ras dan agama, serta "kebenaran" yang cukup aneh dan membuat saya tersenyum (Bukan Ismael mas yang dikorbankan, tapi Ishak. Ada gak seorang bapak yang lebih mencintai anak hamba daripada anak istrinya sendiri yang memang sangat ia cintai dan ia dambakan untuk punya anak tetapi memang belum bisa)^^. Film ini cukup berimbang dalam menyampaikan pesan soal agama, berbeda dengan Body of Lies yang sangat dianaktirikan di Indonesia.

Walaupun tidak sempat menangis saat menonton film ini, saya merasa para artis di dalamnya berhasil membawakan perannya dengan baik, sehingga mengatur atmosfer penonton dalam bereaksi. Saya kira tidak banyak hal yang harus dikritisi, kecuali kematian Sameer yang terlalu lucu.

Pokoknya BRAVO untuk Shah Rukh Khan dan Kajol dalam MNIK. Hingga 3 Maret 2010, MNIK adalah film terbaik selama 2010, diikuti oleh Shutter Island dan Edge of Darkness.

MY NAME IS SAM, AND I SAID "TERRORISTS ARE GOING STRAIGHT TO HELL"

Waktu Yang Terlalu Cepat Berlalu..

Banyak orang mengatakan, jika saat-saat indah terlewati, rasanya kok cepat berlalu. Ada benarnya juga. Kini aku tidak akan pernah berada dalam sebuah kelas lagi, dalam setting kegiatan belajar mengajar bersama teman-teman. Tidak ada lagi ujian. Kini aku tinggal menyusun skripsi, lulus, dan menghadapi dunia yang sebenarnya. Segala sesuatunya baru dimulai, sebentar lagi..

Tidak terasa sudah sekolah sejak TK hingga kini kuliah, kurang lebih selama 17 tahun. Atmosfer kelas belajar tidak akan pernah terulang lagi. Momen tersebut menjadi salah satu momen terindah di dalam hidupku. Tertawa bersama, makan di kelas, tidur di kelas, meledek teman, membicarakan guru atau dosen di depan kelas, dan masih banyak lagi.. Waktu yang terlalu cepat berlalu..

Rasanya sebagian diriku masih mau kembali ke masa lalu, masa indah selama sekolah dan kuliah, namun sebagian diriku tidak sabar menyongsong dunia kerja yang penuh tantangan dan harapan. Huff.. Mudah-mudahan, lewat teknologi yang ada saat ini, aku masih tetap bisa berhubungan dengan semua teman-teman SD, SMP, SMA, dan kuliah..

Selamat datang dunia kerja, dunia yang sesungguhnya.. Aku siap..