Tuesday, November 25, 2008

Nonton Film Tiga Dimensi (3D) di EX dan PS XXI




Kemaren gw menyempatkan diri untuk menonton Journey to the Center to the Earth 3D yang ada di EX XXI. Emang ini tontonan orang kaya. Hanya EX dan Plaza Senayan yang "mampu" menayangkan film seperti ini. HTM Rp.50.000,-. Film ini emang dari sononya udah didesain ke dalam 2 format, 2D dan 3D. Tantunya ini segmented banget. Bayangkan, teks Indonesia saja tidak ada. Artinya film yang versi 3D ini juga menuntut penontonnya untuk minimal bisa berbahasa Inggris secara pasif. Makanya, film ini juga tidak berharap mendulang Dollar yang terlalu banyak di Indonesia, yang versi 3D especially.

Well, walaupun mahal, untunglah film ini cukup memuaskan gw. Pertama, karena dengan format yang 3D membuat kemasan film begitu meyakinkan dan menghibur. Terlepas dari endingnya yang sangat bisa ketebak, yaitu happy ending, film ini punya jalan cerita yang berbeda. Artinya, pantas ditunggu2. Apalagi kejutan yang diharapkan penonton adalah semburan gambar ke muka yang mengagetkan tentunya. Details dari film ini cukup banyak dan bagus kok. Namanya aja Hollywood, ya eyalah..!!

Brendan Fraser, Josh Hutcherson, dan di cewe yang tidak terkenal itu cukup bagus aktingnya. Irit casting pula karena kalo dihitung2, kurang dari 10 aktor yang tampil di film ini secara eksplisit. Durasinya nggak terlalu lama, cuma 1 jam 45 menit lah kurang lebih. Karena kalo terlalu lama pun pasti bikin mata pegal2, hehe..

So, jika bloggers punya uang lebih dan waktu lebih, boleh lah mencicipi JTTCOTE 3D. Cukup menghibur dan cukup memuaskan. Jangan lupa balikin kacamata 3D-nya di pintu kluar. Kalo nggak, bakal dikejar sama mbak yang jaga pintu masuk ampe dapet, coz kacamatanya beda dari yg dulu itu lho, yang pernah dibagi2in gratis tapi ga berasa juga nonton di TV. Hoho..

Saturday, November 22, 2008

Acara Televisi Semakin Membodohi Masyarakat

Lengkap sudah bulan November ini penuh dengan cercaan dan ekspresi kekecewaan saya atas tayangan hiburan dalam negeri yang semakin parah. Belum menikmati benar bagusnya Laskar Pelangi di pasaran, muncul lagi film-film bioskop teranyar yang sangat memuakkan. Temanya tidak jauh dari asosiasi seks dan komedi jayus tak tertolong. Memang itu sudah sulit untuk diperbaiki.

Namun, saya juga menyadari bahwa tayangan di televisi lokal, yang notabene disaksikan oleh hampir seluruh rakyat Indonesia, rata-rata sangat tidak mendidik. Jangan sebut-sebut sinetron Indonesia yang memang jaminan mutu sampahnya membodohi masyarakat dengan segala ajaran yang tidak baik dan tidak benar. Plot cerita yang terlalu tidak masuk akal dan latar belakang yang terlalu menjual mimpi. Kangen sekali saya akan sinetron "Keluarga Cemara" zaman saya masih SD yang sangat bagus dan edukatif. Pak Presiden dan seluruh pihak yang merasa bertanggung jawab, bagaimana bangsa ini mau semakin pintar dan logikanya semakin jalan?? Jangan teruskan omong kosong tentang pendidikan sekolah gratis bagi mereka yang tidak mampu jika tidak mampu menahan laju tayangan televisi nasional.

Harus diakui bahwa televisi, bukan internet atau TV kabel yang menjadi sumber informasi dan hiburan mayoritas masyarakat Indonesia yang berada di segmen menengah ke bawah. Televisi menjadi makanan utama sehari-hari. Rasanya tidak mungkin orang Indonesia melewatkan satu hari saja tanpa menyaksikan televisi kurang dari 1 jam (khusus saya memang sudah anti). Bahkan untuk anak-anak, yang notabene generasi emas penerus bangsa, pasti lebih ingat pesan acara dan iklan di TV dibanding pesan Bapak Ibu Guru di sekolah. Saya juga pernah sekolah tentunya. Dan baru 2 tahun lalu saya lulus dari bangku SMA.

Sungguh menyedihkan melihat tayangan televisi lokal. Untung saya ditawari pemasangan TV kabel yang mayoritas isinya acara luar negeri yang nun jauh lebih berkualitas. Namun, ada juga anggota keluarga yang masih heavy viewer. Dan kalau ditanya, acara di televisi memang super jelek. Lalu mengapa terus ditonton? Katanya, TIDAK ADA PILIHAN LAIN. Ada benarnya memang. Acara di luar sinetron, seperti reality shownya juga sangat memilukan. Salah satu acara di stasiun TV yang "katanya" memberi nafas baru acara TV Indonesia, yaitu Trans TV, sedang menayangkan satu reality show berjudul "Happy Family : Me vs Mom". Acara ini, menurut saya, adalah salah satu acara terburuk yang pernah ada di dunia. Isinya hanya satu, bagaimana caranya membuat sang anak kandung/ibu kandung menderita ketakutan setengah mati dengan berbagai cara yeng memang dibencinya, sambil menertawakan dari belakang. Sang ibu dan anak berlomba-lomba menjadi yang terjahat demi mendapatkan hadiah dari Ruben Onsu. Nah, bloggers, sebut SATU SAJA kelebihan dari acara ini!! Langsung saya jawab, TIDAK ADA. Yang ada hanya menambah dosa ibu dan anak, ekspresi berlebihan yang sangat dibuat-buat (ketahuan banget bo, ini Indowood, bukan Hollywood), dan menanamkan nilai moral minus kepada pemirsa.

Masih banyak acara lain yang serupa tapi tak sama. Hampir semua acara yang prime time, yang seharusnya paling bagus karena jumlah penonton saat itu mencapai yang tertinggi, diisi dengan materi sampah yang membodohi bangsa. Bukan bersifat kebarat-baratan atau kurang menghargai hasil karya lokal, tapi justru saya kasihan sama rekan-rekan heavy viewer yang secara langsung tak langsung pasti menyerap apa yang ditontonnya (sesuai teori Cultivation Analysis dan Social Learning). Kecil sekali kemampuan pemirsa untuk memilih program acara yang ada, karena tadi, memang tidak ada pilihan.

Ayolah bung, saya tahu persis keadaan pasar memang berselera rendah. Namun, jika semuanya mau berkompakan, memberikan tayangan acara yang bagus (bukan mahal tentunya) untuk mendidik bangsa ini. Kita orang-orang komunikasi harus ambil bagian dalam usaha pencerdasan bangsa. Tentunya lewat acara televisi dulu. Kalau semuanya kompak tidak ada yang menayangkan sinetron murahan atau reality show tak bermoral, tentunya audiens juga tidak punya pilihan lain selain menikmati tayangan tersebut. Perlahan-lahan, selera audiens pun bisa naik dan akhirnya membaik. Memang sulit untuk direalisasikan, tapi bukan tak bisa, kan? Pemerintah yang berkuasa juga tolong lah memberikan batasan-batasan yang ketat, jelas, namun berguna bagi acara-acara yang terlalu banyak mengandung kekerasan dan misi balas dendam. Saya kira bukan hanya saya, dan juga sudah lama hal ini diperdebatkan.

Maju terus perfilman Indonesia dan ayo dong buka lagi siaran langsung Liga Inggrisnya! Jangan kalah sama Aora!!

Wednesday, November 05, 2008

Kemenangan Obama, Masa Depan Dunia



Kemenangan Barack Obama atas John McCain menjadi peristiwa bersejarah bagi Amerika Serikat dan juga dunia secara global. AS, negara adidaya yang dianggap sebagai polisi dunia, atau lebih ekstrim lagi, penguasa dunia, sekarang dipimpin oleh seorang kulit hitam yang sempat dianggap minor selama lebih dari 3 abad (apartheid), menunjukkan betapa pola pikir rakyat Amerika secara keseluruhan telah berubah total. Harapan dunia kini ada di atas pundak Obama. Apakah Obama, yang dianggap sebagai "perubahan" (change we believe in), benar-benar bisa mengubah, paling tidak, image Amerika Serikat saat ini, di depan mata dunia.

Well, sedikit banyak, hal ini juga akan berpengaruh pada bangsa dan negara Indonesia. Bukan semata karena Obama pernah tinggal di Indonesia waktu ia kecil, tapi lebih ke ketergantungan Indonesia, mau tidak mau, pada negara-negara maju, termasuk AS. Saya juga tidak tahu, kebijakan-kebijakan baru apa nanti yang akan diberlakukan antara Indonesia dan AS. Paling tidak, secara batiniah, Obama pernah tahu bagaimana menjadi orang Indonesia.

Terlepas dari berbagai kelemahan Obama dalam kebijakan-kebijakannya yang sudah didengung2kan, sebut saja dengan memperbolehkan hubungan sesama jenis, misalnya,dalam sistem sosialnya di mana masih banyak orang yang menentangnya, positioning Obama jelas lebih baik daripada McCain. Bagaimana tidak, McCain masih terus mendengungkan genderang perang melawan Timur Tengah dan mengalokasikan sebagian besar APBN-nya untuk militer, yang tentu saja terdengar senonoh dan keji, sementara Obama lebih mementingkan ekonomi dan pendidikan. Perang dingin pun akan segera diselesaikan secepatnya oleh Obama.

Ketika "atmosfer" dunia tidak sepanas dulu lagi dan kedua belah pihak dapat berdamai, maka ada waktu dan tenaga lebih untuk memikirkan hal-hal penting lain yang menyangkut kehidupan umat manusia di seluruh dunia, sebut saja Global Warming, kelaparan, serta krisis ekonomi dunia. Kok malah masih mau perang2an, McCain??

Well, finally, selamat buat Obama, jadi Presiden AS pertama yang berkulit hitam, dan menjanjikan revolusi besar-besaran bagi negaranya dan bagi dunia.

Sekarang pertanyaannya adalah, kapan ada "Obama" kedua untuk negara kita tercinta Indonesia? Hingga saat inipun, belum ada calon presiden kita yang menjanjikan "big change we believe in" dalam kampanyenya. Atau mungkin sekadar janji kosong? Masa presiden kita harus impor dari luar negeri, lalu baru bisa berubah???

Monday, November 03, 2008

Pemilu 2009, Sebuah Dilema

Mungkin banyak dari kita yang stres berpikir, kira-kira siapa yang akan kita pilih untuk Pemilu tahun depan? Saking banyaknya calon presiden dan sialnya, hampir semuanya punya "catatan hitam" di muka masyarakat. Betapa banyak di antara mereka yang cenderung "tidak tahu diri". Banyak kasus, banyak gaya, banyak kontroversi, eh eh masih berani mau jadi presiden Indonesia. Mau jadi apa ini negara? Ada yang keluarganya hancur lebur, ada yang sudah banyak buat ulah konyol, dsb, bagaimana mau jadi teladan???

Terlepas dari penumpukan dosa yang sangat banyak dan menggunung yang dilakukan oleh "Bapak Pembangunan"-wannabe kita yaitu almarhum Soeharto, Presiden Ri ke-2 yang membuat negara ini terjun bebas menjadi negara terbaik dari belakang, kita percaya juga bahwa harus ada sosok pemerintah yang revolusioner, paling tidak untuk mengurangi beban bangsa dan negara Indonesia. Jangan cuma sekadar terkenal sebagai anak presiden terdahulu atau siapalah, lalu bisa menjadi presiden lagi.

Pusing juga jika melihat semua calonnya. Mengapa tidak seperti AS, hanya 2 calon dari 2 partai yang sangat representatif, Barack Obama dan John McCain. Bahkan Obama menjanjikan perubahan radikal yang akan terjadi pada Amerika Serikat jika dirinya terpilih menjadi presiden menggantikan George W Bush nanti. AS yang tadinya arogan dan adikuasa negatif, akan menjadi negara yang rendah hati dan tidak egois. Wah wah, lebih seru bicarain pilpres negara lain yah. Kalau saya bisa ganti warga negara sementara untuk ikut pemilu AS, pasti saya akan lakukan hal itu, bahkan kalau harus melepaskan hak memilih di negara sendiri, saya rela!!!

Namun, sebagai WNI yang baik dan benar, saya harus menggunakan hak pilih yang ada. Tidak boleh abstain / golput. Semua calon maju jadi presiden atas rencana Yang Maha Kuasa. Siapapun yeng terpilih, pastilah yang terbaik, walaupun semuanya cenderung menyedihkan. So, if I have to choose again from several official candidates here, I will choose the remaining President, SBY!

Mengapa? Ada beberapa alasan tertentu yang amat fundamental memang, misalnya latar belakang keluarganya yang non-bisnis, bukan seperti Soeharto atau Megawati. Anaknya mengabdi pada negara menjadi tentara. Istri SBY pun asli Ibu Rumah Tangga, seorang istri dan ibu yang baik bagi suami dan anak-anaknya. Lha, kalau hal seperti ini saja tidak bisa dipenuhi oleh kandidat lain, STOP bicara hal-hal lain yang lebih advance. It starts and runs in the family, doesn't it??

RUU APP, Simbol Kebobrokan Pemerintah

Rancangan Undang-Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi (RUU APP) akhirnya disahkan juga. Bukti kebobrokan pemerintah Indonesia yang salah tingkah menghadapi masalah sosial seperti ini. Betapa kita malu sebagai rakyat Indonesia, ada UU yang mengatur hal seperti ini. Anggota DPR dibayar puluhan juta per bulan dari uang rakyat hanya untuk memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan UU yang amat sangat konyol.

Isinya mengandung dualisme yang tidak jelas batasannya. Saya tidak perlu membaca pasal-pasal yang ada, namun saya yakin isinya banyak menggunakan kata sifat dan kata kerja yang vary buat masing-masing orang. Bagaimana mungkin menyatukan ribuan macam budaya dan kepercayaan dengan sebuah UU konyol? Keputusan yang sangat dipaksakan oleh karena masalah sosial seperti ini.

Dan parahnya lagi, mereka yang menentang RUU APP dianggap Pro-Pornografi. Pernyataan yang sama seperti iklan XL di televisi : GAK PAKE MIKIR. Bagaimana bisa ada pola pikir sesempit ini? Saya bukan siapa-siapa. Bukan artis. Bukan cendekiawan. Bukan bangsawan. Bukan anak pejabat. Dan saya sangat bebas dari tekanan dalam menulis ini. Coba pikirin lagi deh pemerintah, jangan membuat keputusan yang aneh-aneh. Cara menanggulangi pornografi bukan seperti ini. Ini namanya meremehkan kedewasaan publik.

Ketika seseorang merasa terangsang dalam melihat sesuatu yang sedikit "beda", maka subyek/obyek tersebut bisa dituntut secara pidana? Bagaimana bisa tahu batasannya? Tahukah anda bibir Angelina Jolie dan bokong tertutup Brad Pitt banyak membuat orang terangsang? Kasihan, mereka tidak akan pernah ke Indonesia karena bisa dipidana (itu pun kalau Brangelina mau datang). Masih banyak lagi batasan yang aneh-aneh, terutama dalam hal berpakaian. Memangnya semua orang disuruh pake jilbab full face? No offense, tapi ada artis-artis atau wajah-wajah tertentu yang karakteristik wajahnya bisa "dimaknai secara lain" oleh beberapa orang. Terus, dituntut???

Saya juga bingung bagaimana membahas hal ini supaya tidak ada pihak yang tersinggung, tapi saya yakin banyak bloggers yang sepaham dengan saya juga. Bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan? Tahukah anda baru saja ada 3 penari erotis amatiran yang ditangkap di daerah Mangga Besar dan terancam pidana paling sedikit penjara 18 bulan dan paling lama 7 tahun?? Sementara koruptor Indonesia yang makan uang rakyat triliunan rupiah bahkan hanya "mencicipi" penjara dalam hitungan bulan atau malah bebas-bebas saja? Sebab uang tersebut bisa dipakai untuk mendidik dan mengayomi rakyat kecil yang rentan masuk ke dalam dunia malam dan menjadi PSK, dan masih banyak hal lain yang dapat dilakukan dengan uang tersebut..

Semuanya seperi lingkaran setan, dan benar, kiamat sudah sangat dekat..

XL "Gak Pake Mikir" : Tagihan Pribadi 17,66 Miliar Rupiah !!!

Surat pembaca pagi ini bikin gw kaget aja. Ada pelanggan Xplor di Serpong yang bill-nya mencapai 17,66 Miliar Rupiah!!!!! (Kompas 3 November 2008). Padahal dia bukan korporat atau perusahaan manapun, cuma personal usage aja, yang biasa gak nyampe 300 ribu per bulannya. Gle neh, ati2 aja dah gw ama operator dalam negeri yang makin menjadi-jadi. Paling sering adalah XL sama Indosat yang bikin ulah nyolong pulsa lah, nge-bill gak pake ukuran lah, regis2 SMS premium gak penting lah.. Maklum, gw pernah jadi korban kebobrokan XL sebelum ge beralih ke 3. Gw langsung kepikiran ama iklan XL yang pake monyet GA PAKE MIKIR. Yang gak pake mikir itu kayaknya orang XL-nya yang nge-bill atau siapanya seh?? Atau malah konsumennya yang gak pake mikir kayak monyet?? Iklannya bermakna dua. Saking monyet-nya para pelanggan, makanya XL asal colong pulsa aja n kasih tarif semahal-mahalnya, toh pemakainya gak bisa mikir. No offense buat para bloggers yang pake XL, tapi gw cuma prihatin aja sama produk layanan jasa dalam negeri yang makin bobrok.

Gara-gara berita suart pembaca akhir-akhir ini di Kompas, gw jadi keingetan lagi ulah operator yang aneh2. Paman gw pernah nge-net selama 3 jam pake XL 3G, dan tebak berapa tagihannya?? Karena gak bakal ada yang tahu, biar gw langsung kasih tau.. 950ribu!!!! Make sense gak seh?? Dan setelah meja customer service-nya digebrak sama paman gw yang idealis, bisa-bisanya manager XL setempat motong tagihan jadi 1/2 harga. Lu kira bokap lu baru beli XL?? Pada akhirnya, malah Paman gw cuma bayar 100 ribu doank. Itupun cuma abonemennya doank.

Masalah beginian udah terlalu banyak dan sanksinya gak tegas. Perlindungan konsumen terancam. Pemakai makin digoblok-goblokin (maaf, jadi kasar deh..). Wong dendanya terlalu kecil, sangat bisa dibayar oleh para operator yang omsetnya trilyunan per bulan!!

So, hati-hati yah bloggers, gw gak bela siapapun juga, tapi coba jadi konsumen yang lebih kritis menanggapi iklan yang menyesatkan!

-NELPON 1 MENIT, GRATIS 17 JAM
trus 7 jamnya lagi mesti bayar berapa semenitnya? SMSnya berapa duit? Gratis cuma antar XL doank.. Antar operatornya berapa???

-SMS SEMAUMU vs NELPON SEMAUMU
konsumen kok jadi kelinci percobaan, mangnya ga boleh kalo nikmatin dua-duanya sekaligus?? Cek lagi, bener2 "SEMAUNYA" apa??

-SMS 0,1 RUPIAH SEHARIAN
ngebohong kira-kira. ada juga bayar 10 SMS dulu trs baru 10 SMS seharga itu. Skema berulang terus. Bocor dah pulsanya..

-BICARA 1 MENIT, GRATIS 1 MENIT
Tarif 1 menit pertamanya berapa?? Blm lagi cuma sesama operator..

-BAYAR 3 MENIT, DAPAT 5 MENIT
3 menit pertamanya berapa?? Se-Indonesia ada belasan operator, masa cuma sesama operator??

-NELPON 0,01 PER DETIK SEHARIAN
dah males komentarinnya, cek sendiri aja deh..

dan masih banyak lagi. Contoh di atas dilakukan oleh trio raksasa Telkomsel, XL, dan Indosat.

So, smart bloggers, be critical and don't let them make fun of you!!