Tuesday, October 21, 2008

"Body of Lies" Yang Dianaktirikan

Akhir-akhir ini ada sebuah fenomena yang sangat janggal terjadi. Kebetulan saya adalah salah seorang penggemar film atau moviefreak khususnya film-film Barat yang notabene jauh lebih baik dari produksi dalam negeri. Namun itu tidak menutup kemungkinan bagi saya untuk menonton film yang layak ditonton, sebut saja Laskar Pelangi yang saya anggap sebagai film Indonesia terbaik tahun ini, atau malah mungkin beberapa tahun terakhir ini.

Saya berlangganan harian Kompas di mana ada info film-film terbaru yang sedang tayang di bioskop. Biasanya digambarkan dengan susunan poster film (bagian Klasika). Ukuran disesuaikan dengan jumlah bioskop yang menayangkannya. Jika film tersebut dianggap sudah lama dan tidak terlalu laku lagi, maka film ini tidak akan dimasukkan lagi dan diganti dengan film baru lainnya. Hal ini berlaku bagi film Barat ataupun film lokal. Dan sejak beberapa pekan lalu, film-film seperti Bangkok Dangerous, Rescue Dawn, dan Awake dianggap sudah terlalu lama dan akhirnya hilang dari Kompas.

Pekan lalu muncul sebuah film baru berjudul Body of Lies yang diperankan oleh Leonardo DiCaprio dan Russell Crowe. Film yang disutradarai oleh Ridley Scott ini mengangkat tema terorisme yang terjadi di negara-negara Barat, sehingga FBI harus mengutus agennya untuk mencari bos teroris di Timur Tengah. 3-4 hari pertama gambar film ini besar, layaknya sebuah film Box Office baru, namun setelah beberapa lama, gambar film ini jauh mengecil dan tersudut di halaman Kompas, padahal masih banyak bioskop kelas atas di Jakarta yang menayangkannya. Yang lebih aneh lagi, film-film yang saya sebutkan di atas tadi tiba-tiba muncul kembali dengan gambar yang amat besar, dibandingkan dengan jumlah bioskop yang tinggal 3-4 studio yang menayangkannya. Istilahnya, pembaca dan penonton diarahkan untuk tidak menonton Body of Lies yang secara gambar sangatlah tidak menarik dibandingkan film-film yang sudah 'basi' tadi. Terlebih setelah dirilisnya film teranyar Eagle Eye. Fireflies in the Garden pun mendapat porsi yang cukup besar di sana, dengan hanya 4 bioskop yang menayangkannya.

Perhatikan lagi Kompas beberapa hari ini. Tidak pernah seumur hidup saya melihat gambar preview poster hanya judul film dan wajah aktornya yang amat kecil, dengan puluhan bioskop yang memainkannya. Ukurannya mirip iklan baris Ki Joko Bodo ataupun Mak Erot di Pos Kota.

Memang ada apa dengan Body of Lies? Adakah pihak-pihak yang tersinggung dengan adanya film ini? No offense, namun menurut saya ini sangatlah tidak adil dan tidak obyektif , apalagi pasangnya di Kompas, harian dengan coverage terluas di seluruh Indonesia. Psikologi pembaca dimainkan. Mereka yang tidak tahu apa-apa pastilah memilih gambar film yang menurutnya lebih menarik. Kebetulan saja saya memang memperhatikan ini. Atau 21 Cineplez memang sengaja?? Kecil memang persoalannya, tapi saya hanya berpikir saja seberapa banyak pihak yang merasa "terserang" atau "belum bisa menerima".

Toh, filmnya sendiri sangat bagus dan sangat logis. Ada komentar lain???

No comments: