Saturday, March 28, 2009

38 Parpol, Simbol Keterceraiberaian Bangsa

Banyak yang bilang bahwa banyaknya partai yang berpartisipasi dalam pesta demokrasi kali ini, adalah simbol pertumbuhan dan perkembangan demokrasi secara menyeluruh. Bayangkan, ada lebih dari 30 partai politik yang ada dan siap membombardir rakyat. Hal ini tidak sepenuhnya keliru memang, akan tetapi sebenarnya ada yang salah dengan hal ini.

Jangan dulu membandingkan negara kita dengan AS, yang hanya punya 2 wakil dari 2 partai yang sangat merepresentasikan aspirasi rakyatnya, karena perbandingannya masih terlalu jauh. Let's say, negara kita memang super-heterogen dan super-variatif. Namun, apabila satu ideologi saja tidak bisa diwakili oleh satu buah partai politik, lantas apa yang sedang dicari?

Islam, sebagai agama yang paling dominan di negeri ini saja, tidak cukup diwakilkan oleh 2-3 partai politik, namun lebih dari 5 (silahkan disebutkan sendiri dalam hati). Itu dalam hal agama. Bagaimana dengan ideologi lain? Yang mengusung tema "demokrasi" juga tidak cukup satu partai. Setidaknya saat ini ada 2 partai besar yang berbunyi "demokra..." dari kepanjangan namanya. Well, hal serupa dialami oleh partai-partai lainnya.

Sebenarnya hal ini juga baru saya sadari sejak salah satu dosen mata kuliah Etika di kampus menyinggungnya. Bagaimanapun, ini potensi keceraiberaian bangsa. Istilahnya, tidak akan pernah ada partai yang bisa mewakili aspirasi rakyat. Saya juga tidak mengerti bagaimana hal ini bisa terjadi. Namun, jujur, sebagai WNI yang sudah punya hak pilih, saya sangat bingung bagaimana memilih partai yang benar. Saya akan selalu berprinsip bahwa GOLPUT bukanlah pilihan dari WNI yang baik dan benar. Namun, jika rakyat dicekoki dengan 38 ideologi, visi, misi berbeda, bagaimana mau memilih? Ibaratnya, seperti iklan rokok terbaru di TV, semakin banyak pilihan, maka semakin bingung..

Inilah yang masih menjadi dilema bangsa Indonesia. Pilihan rakyat cenderung akan mengikuti frekuensi iklan parpol yang tinggi di media massa, atau mengikuti nama capres yang mereka tahu saja, bukan berdasarkan ideologi yang mereka yakini benar. Apalagi iklan parpol di media massa banyak yang salah kaprah, salah bahasa, dan salah-salah yang lain, sehingga rakyat semakin bingung.

Masih ingat parpol apa yang dalam iklannya, sangat bangga akan penurunan harga BBM sebanyak 3 kali (terbanyak sepanjang sejarah)??? Dari 1 hal ini, ada 2 kemungkinan; BENAR-BENAR BODOH, atau BENAR-BENAR BOHONG??

Just a thought..

No comments: