Monday, November 03, 2008

Pemilu 2009, Sebuah Dilema

Mungkin banyak dari kita yang stres berpikir, kira-kira siapa yang akan kita pilih untuk Pemilu tahun depan? Saking banyaknya calon presiden dan sialnya, hampir semuanya punya "catatan hitam" di muka masyarakat. Betapa banyak di antara mereka yang cenderung "tidak tahu diri". Banyak kasus, banyak gaya, banyak kontroversi, eh eh masih berani mau jadi presiden Indonesia. Mau jadi apa ini negara? Ada yang keluarganya hancur lebur, ada yang sudah banyak buat ulah konyol, dsb, bagaimana mau jadi teladan???

Terlepas dari penumpukan dosa yang sangat banyak dan menggunung yang dilakukan oleh "Bapak Pembangunan"-wannabe kita yaitu almarhum Soeharto, Presiden Ri ke-2 yang membuat negara ini terjun bebas menjadi negara terbaik dari belakang, kita percaya juga bahwa harus ada sosok pemerintah yang revolusioner, paling tidak untuk mengurangi beban bangsa dan negara Indonesia. Jangan cuma sekadar terkenal sebagai anak presiden terdahulu atau siapalah, lalu bisa menjadi presiden lagi.

Pusing juga jika melihat semua calonnya. Mengapa tidak seperti AS, hanya 2 calon dari 2 partai yang sangat representatif, Barack Obama dan John McCain. Bahkan Obama menjanjikan perubahan radikal yang akan terjadi pada Amerika Serikat jika dirinya terpilih menjadi presiden menggantikan George W Bush nanti. AS yang tadinya arogan dan adikuasa negatif, akan menjadi negara yang rendah hati dan tidak egois. Wah wah, lebih seru bicarain pilpres negara lain yah. Kalau saya bisa ganti warga negara sementara untuk ikut pemilu AS, pasti saya akan lakukan hal itu, bahkan kalau harus melepaskan hak memilih di negara sendiri, saya rela!!!

Namun, sebagai WNI yang baik dan benar, saya harus menggunakan hak pilih yang ada. Tidak boleh abstain / golput. Semua calon maju jadi presiden atas rencana Yang Maha Kuasa. Siapapun yeng terpilih, pastilah yang terbaik, walaupun semuanya cenderung menyedihkan. So, if I have to choose again from several official candidates here, I will choose the remaining President, SBY!

Mengapa? Ada beberapa alasan tertentu yang amat fundamental memang, misalnya latar belakang keluarganya yang non-bisnis, bukan seperti Soeharto atau Megawati. Anaknya mengabdi pada negara menjadi tentara. Istri SBY pun asli Ibu Rumah Tangga, seorang istri dan ibu yang baik bagi suami dan anak-anaknya. Lha, kalau hal seperti ini saja tidak bisa dipenuhi oleh kandidat lain, STOP bicara hal-hal lain yang lebih advance. It starts and runs in the family, doesn't it??

No comments: