Saya baru saja menyaksikan film 2012 di bioskop pada hari pertama film tersebut tayang. Well, secara general filmnya klise dan tentu saja menjual efek CGI ala Hollywood yang luar biasa. Maklum, saya termasuk salah satu pecinta film Hollywood yang cukup update dan sering ke bioskop. Terlepas dari hiburan yang cukup memuaskan, saya juga mendapatkan pesan penting dari film ini.
Film ini sebenarnya mengadaptasi ramalan suku Maya yang cukup terkenal mengenai bencana alam global (atau biasa orang menyebutnya Hari Kiamat ala Suku Maya) yang akan terjadi pada tanggal 21 Desember 2012. Memang hal ini masih banyak menimbulkan kontroversi dan prediksi mereka dianggap masih mentah oleh para ahli astronomi. Masih terlalu naif untuk menelan deskripsi film 2012 secara mentah-mentah, yang tentu saja amat sangat mengerikan, apabila nanti terjadi.
Secara sains (atau akal sehat), prediksi ini tidak bisa dikatakan salah total. Saya bukan ahli astronomi ataupun orang yang suka dengan sains. Namun saya (dan banyak orang lain tentunya) merasa bumi kita memang sudah sakit. Berbagai kampanye "Go Green" dan semacamnya untuk menyelamatkan bumi ini memang gencar, namun tetap saja, bumi ini ada umurnya. "Global Warming", begitulah orang-orang menyebutnya, tetap terjadi. Banyak hal-hal yang tak terhindar, misalnya pemakaian AC yang semakin tinggi padahal freonnya merusak atmosfer bumi, terus terjadi dan tidak bisa dihentikan begitu saja. Saya merasa Jakarta semakin hari semakin panas, dan cuaca semakin ekstrim. Apakah anda merasakannya juga?
Kembali ke film 2012 dan ramalan Suku Maya. Sepanjang film sambil bencana secara perlahan-lahan terjadi hingga merusak sebagian besar permukaan bumi, sepertinya tagline "The End is Near" terus diperdengungkan, dengan embel-embel lain seperti "Repent" (bertobatlah!) dan lain sebagainya. Sepertinya Hollywood pun sedang menyampaikan pesan penting mengenai "akhir dunia" ini. Sama seperti banyak film Hollywood yang menampilkan presiden/penguasa kulit hitam, seolah-olah mempersiapkan Presiden Barack Obama masuk ke Gedung Putih, bertahun-tahun sebelum Pemilu AS dilaksanakan. Saya lupa film-film tersebut. Mungkin "Bruce Almighty" bisa sedikit mengingatkan anda.
Berbicara mengenai kiamat, tidak bisa lepas dari unsur spiritual. Ramalan tua namun terkenal seperti versi Jayabaya dan ramalan modern ala Mama Lauren pun mengkonfirmasi hal yang sama. Sepertinya tahun-tahun yang semakin berjalan, semakin kelam dan sulit terbaca. Saya menerima e-mail yang berisi mengenai ramalan Mama Lauren dan di situ dijelaskan bahwa beliau sendiri tidak bisa melihat dengan jelas apa yang akan terjadi pada tahun 2012, dan seterusnya. Sepertinya hanya ada bayangan bencana alam besar yang akan membunuh sebagian besar penduduk dunia (sesuai dengan film 2012).
Berbicara mengenai kepastian waktu, tidak ada yang dapat memastikan. Namun tanda-tanda zaman tidak bisa dipungkiri lagi. Sudah terlalu jelas. Sebagai orang Kristen, saya percaya bahwa Firman Tuhan menjadi dasar dan tolok ukur setiap ramalan yang ada. Ironis memang, karena sepertinya secara fundamental menyangkut hal-hal kehidupan manusia sehari-hari, ramalan dan Firman Tuhan tidak pernah sejalan. Namun berbicara mengenai Hari Kiamat, semua, atau hampir semua pandangan/ramalan/prediksi/apapun itu, menunjukkan tanda-tanda yang identik.
Lagi-lagi, sebagai manusia biasa, kita tidak pernah tahu kapan akan datangnya hari itu. Satu hal yang pasti, berjaga-jagalah. Saya rindu, untuk satu waktu dekat ini, memberikan sedikit kebenaran Firman Tuhan melalui blog mengenai akhir zaman, atau setidaknya apa yang saya dapat lewat seminar akhir zaman. Syukur-syukur bisa memberkati para pembaca. Apapun agama atau kepercayaan kita, satu hal yang pasti, kita hidup di dunia yang sama, dimulai dari manusia yang sama, dan akan berakhir dengan cara yang sama, yaitu Hari Penghakiman oleh Allah Bapa di Sorga. Bedanya, orang yang percaya Yesus Kristus, ia akan dibela dan diselamatkan dari api neraka yang kekal. Well, maaf apabila hal ini akan sulit sekali diterima oleh banyak orang, namun inilah kebenaran yang sejati. Pandangan ini memang tidak bisa dipaksakan, tapi dengan sangat menyesal (sekaligus bersukacita) saya berkata, hanya Yesus Kristus yang bisa menyelamatkan kita.
Orang-orang percaya akan diluputkan dari segala marabahaya. Tuhan sendiri yang menjanjikan hal tersebut. Film, ramalan, atau apapun juga, dipersilahkan untuk memberikan pandangan dan gambarannya masing-masing mengenai Hari Kiamat, namun satu hal yang pasti, kita yang percaya akan diangkat ke awan-awan yang permai (Rapture / pengangkatan, sempat disebut-sebut juga dalam film 2012 sebagai kepercayaan Kristiani) sebelum semuanya itu terjadi. Dunia ini memang fana (sementara), dan tidak ada yang bisa diandalkan oleh manusia.
Apakah hidup anda masih "world-oriented", ataukah "Heaven-oriented"??
Sunday, November 15, 2009
Wednesday, November 04, 2009
Surat Cinta Terakhir dari "Sang Raja"
Awalnya video ini hanya untuk koleksi pribadinya saat sedang melakukan persiapan menjelang rangkaian tur musik terakhirnya, "This Is It" di 50 kota besar di seluruh dunia, mulai dari Juli 2009 hingga April 2010. Bagi seorang MJ, ini proyek yang sempurna untuk mengakhiri kariernya di dunia musik, sambil meninggalkan kenangan indah di benak para penggemarnya di seluruh dunia. Namun bagi seorang pria berumur 50 tahun yang tidak selincah dan sekuat dulu lagi, proyek ini terkesan berlebihan dan cukup mustahil dilakukan olehnya, oleh Raja Pop sekalipun. Terlepas dari kontroversi ini, secara pribadi tentu semua penggemarnya setuju akan pertunjukan ini, termasuk yang di Indonesia, yang rasanya MJ terlalu jauh untuk dilihat secara langsung.
MJ 'pergi' dengan tiba-tiba layaknya halilintar yang menyambar. Seluruh dunia tersentak. Bagaimanapun, MJ sudah menjadi inspirasi bagi banyak orang, termasuk juga banyak artis yang jelas sekali mengadaptasi sedikit atau banyak "budaya MJ". Sepertinya tidak ada lagi yang tertinggal bagi penggemarnya, kecuali masterpiece-nya di masa lampau. Inilah yang menjadi inspirasi untuk mempublikasikan film THIS IS IT, sebuah dokumenter yang memang tujuannya bukan untuk publikasi. Inilah yang menjadi surat cinta terakhir dari sang Raja Pop.
Jangan membayangkan film ini akan memberikan suatu plot yang sedemikian rupa layaknya Earth atau Discovery Channel. Film ini benar-benar flat dan tidak ada nuansa selayaknya film normal. Bagi mereka yang awam, film ini akan menjadi salah satu film yang paling membosankan tahun ini. Bagi mereka yang masih muda, ingin tahu, tertarik dengan sosok MJ yang dielu-elukan oleh orang tua mereka pada zaman mereka tentunya, film ini akan menjadi sumber informasi dan hiburan yang cukup bagus. Dan bagi mereka yang benar-benar mencintai MJ, film ini akan sangat mengharukan, menggugah, dan mengingatkan mereka pada salah satu idola terbesar sepanjang masa, yang sudah tiada.
Dalam film ini, terlihat MJ mempersiapkan konser yang terbaik, dengan konsep terbaru (3 Dimensi), dan tentunya kru yang benar-benar kompeten untuk mendukungnya. Walaupun hanya latihan, para kru serius mengeksekusinya, layaknya konser asli. MJ, walaupun menurutnya ia sedang hemat suara dan tenaga, tetap tampil total di setiap lagu yang akan dibawakan. Sebagai catatan khusus, lagu-lagu seperti Smooth Criminal, Thriller, The Way You Make Me Feel, dan lain sebagainya digarap dengan efek spesial, plot khusus, dan sentuhan-sentuhan ala Hollywood lainnya.
Singkatnya, secara global film ini layak ditonton oleh semua orang, baik pecinta maupun yang bukan. Mengapa? Karena musik pop apa yang dinikmasti saat ini, bahkan musik RnB, rock, disco, dan lain-lain, tidak bisa lepas dari pengaruh MJ. Tuhan menunjuknya untuk menjadi inspirasi musik abad-20. Suka tidak suka, MJ akan tetap menjadi Raja Pop, hingga kapanpun.
Subscribe to:
Posts (Atom)